Hari ini hari
pertama dimulainya MOS bagi anak baru SMAN 21 Bandung. Para siswa pun
datang dengan hati yang senang bercampur bingung karena belum kenal satu
sama lainnya.
Ting teng.
Suara bel masuk pun berbunyi. Para siswa pun bergegas dan berkumpul dilapangan.
“baiklah
para siswa semua, hari ini adalah hari pertama bagi kalian di SMA ini.
Kalian semua akan menjalani MOS selama seminggu yang akan dipandu oleh
kakak-kakak osis kalian” tegas Pak Saiful selaku kepala sekolah di SMA
21 bandung tersebut.
Para siswa pun lalu diperintahkan
untuk berkumpul menjadi satu didalam sebuah ruang aula yang berada di
lantai 3. Para anggota osis pun mulai melakukan tugas mereka sebagai
panitia MOS.
“ baiklah adik-adik semua, hari ini adalah hari pertama kalian.” Sambut Feri selaku Ketua osis.
“kita akan memulainya dengan perkenalan dari kami” sahut feri.
Feri
pun memperkenalkan satu persatu anggota osis kepada adik-adik peserta
MOS. Mulai dari Viny yang senang sekali bergurau, Farel yang senang
berpenampilan lucu , Roby yang memiliki face yang cukup membuat para
wanita menjadi berbunga-bunga, Anggi yang memiliki perawakan cantik, dan
tentunya aku (zidni) yang memiliki wajah yang tak kalah populer nya
dengan Roby.
MOS.
Setelah perkenalan diri
yang cukup memakan waktu. Akhirnya dimulai MOS dihari pertama tersebut.
Para osis mulai membuat para siswa-siswi baru merasa habis-habisan
dikerjai. Mulai dari menyanyi didepan umum sambil berjoget, meminta
tanda tangan kesemua panitia MOS, sampai ada yang dijadikan King dan
Queen.
“ kaya’nya kita sudah dapet ni King dan Queen kita.” Feri meledek
“ ayo, maju yang merasa namanya Mita Ariska dan Beni saputra.” Mereka berdua pun kaget ketika nama mereka disebut.
“ah, ga mau ! “ sahut Beni yang malu karena dipilih menjadi King.
“ maju geh…. Masa cowo tapi ga’ berani maju ??” Feri mengejek Beni
Suara sorak pun mulai terdengar dari para peserta MOS yang lainnya.
“ maju ! maju ! maju !”
“ tapi kalo gua maju, gua di kasih apa ??” Beni menantang
“ oke, kalo berani gua bakal nyanyi untuk semua yang ada disini, setuju ?” Feri menantang kembali dengan percaya diri
“ oke deh, gua maju.” Sambil melirik ke arah Mita yang daritadi sengaja diam untuk memalingkan dirinya.
“ hei kamu, ayo maju .” ajak Beni
“ eh , iya iya” dengan kaget dan sedikit gerogi Mita pun memberanikan diri untuk maju
“
mau ngapain ni kita berdua di depan sini ??, jangan lupa nyanyi , gua
udah maju kedepan ni ” Timpal Beni sambil tersenyum sengit
“ ooh, tentu aja kamorang berdua harus berakting dulu di depan layaknya Sang Putri dan Pangeran, baru nanti gua nyanyi”
“ ah, gila…! Masa acting begitu. Kenal aja belum udah mau acting gitu” Beni tampak malu
“ looh, kan ini bonus buat King dan Queen, iya ga semua nya ??” Feri membuat suasana semakin meriah
“ ah, kak. Aku malu kak, aku ga pernah acting gitu sama cowo belum kenal gini.” Mita memujuk Feri agar tidak jadi acting.
“ kenapa ?? kan ini seru.” Sahut Feri
“
tapi kan ga penting kak. Udah ah kak. Saya mau duduk lagi saya malu”
Mita berlari ketempat duduk nya dengan menundukkan kepalanya.
“ haduh, kaya’nya Mita lagi malu-malu kucing ni sama Beni” Feri menyindir Beni
“ eeiittss, jangan bikin gossip donk.” Timpal Beni
Karena Mita tidak mau menjadi Queen, akhirnya dipilih lagi seorang siswi yang dipilih untuk menggantikan Mita.
“ eh, kamu yang duduk di ujung sana ayo maju” sambil menunjuk kearah siswi yang cantik lagi anggun parasnya.
Namun siswi tersebut tidak mendengar panggilan untuknya. Karena ia sedang membaca Al-qur’an yang sudah hampir khatam dibacanya.
“ hei kamu, kamu dipanggil ketua osis tuh,.” Sahut teman yang berada disampingnya.
“ oh, iya. Maaf. Aku tidak dengar” seraya berhenti membaca Al-qur’an
“
haduh, maaf ya dek. Kakak gatau kalo kamu lagi baca Al-qur’an, yasudah
lanjutkan lagi aja dek.” Jawab Feri kepada siswi berparas anggun itu.
Akhirnya
dipilih lagi Queen yang lainnya yang dipilihkan oleh Roby dan Viny.
Rini lah yang akhirnya dipilih oleh mereka dengan paras yang cukup
cantik dengan rambutnya yang terurai. Sedangkan siswi yang tadi sempat
menjadi pilihan Feri membuatku jadi penasaran. Dimana ketika yang lain
sedang asik-asiknya melihat teman-teman mereka dikerjai, ia malah
sempat-sempatnya membaca Al-qur’an.
14.15
Tak
terasa waktu sudah memasuki jam pulang. Para siswa-siswi peserta MOS
pun langsung bertebaran bagai semut dilapangan. Aku yang masih penasaran
dengan siswi yang membaca Al-qur’an itu pun sempat menunggunya di dekat
gerbang sekolah untuk mengenalnya lebih jauh.
“ mana sih anak tadi, ko’ ga lewat-lewat” gurauku dalam hati
Tiba-tiba tepukan tangan dipundak ku membuatku tersentak kaget.
“
heii.. Zidni, lagi ngapain kamu disini?” Tanya Anggi sambil tertawa
melihatku yang sedang kaget karena tepukan Anggi yang datang tiba-tiba.
“ah kamu nggi. Gua kira hantu tadi. Ngagetin aja”
“hahaha, masa ia ada hantu cantik begini disiang bolong”
“ What??? Cantik ? narsis banget kamu tu nggi, hehe”
“ ia donk cantik, masa aku ganteng. Kan aneh? “ balas Anggi
“ haha, bisa aja kamu becanda gitu” timpalku yang bingung mau membalas apalagi
“ ya bisa donk…Anggi gitu loch.. eh, Btw ngapain disini , bukannya pulang malah diem depan gerbang kaya satpam aja, haha”
“
enak aja, tampang udah tampan begini dibilang satpam ! gua ni lagi
nunggu seseorang disini, tapi tu anak ga lewat-lewat daritadi” balasku
sambil clingak clinguk
“ ciiiyyyeeee,,. Lagi nunggu
seseorang ni, siapa sih orang nya, jai penasaran. Zidni yang biasanya
cuek sama orang sekarang malah nyariin seseorang :p “ sindir Anggi
sambil tertawa kecil.
“ ah kamu ni nggi, gua ni lagi nunggu anak cewe tadi yang dipilih Feri jadi Queen itu”
“ooh, Si Mita toh yang kamu tunggu, dia udah pulang daritadi kali .”
“ ah bukan dia, yang tadi itu loh yang lagi baca Al-qur’an. gua juga belum tau namanya siapa “ masih sambil clingak-clinguk
“ ooh, anak itu , tadi kaya’nya dia lagi ada di deket mushola, mungkin dia lagi sholat disana”
“ yang bener? Kalo gitu gua kesana dulu ya nggi. Makasih infonya” seraya pergi meninggalkan Anggi sambil berlari
“ iya sama-sama” balas Anggi sambil keheranan
14.30
Setelah
berlari dengan cukup terburu-buru aku pun sampai di depan mushola untik
menemui siswi yang berparas anggun itu. Dan tak lama aku sampai disana
ia pun keluar dari mushola dan langsung melihat kearah ku yang masih
terengah-engah menarik nafas.
“ maaf, kakak anggota panitia MOS tadi kan ?” Tanya siswi itu dengan lemah lembut
“ ada yang sedang kakak cari disini ? kakak sepertinya lelah sekali”
“ oh ngga’ dek, aku kesini mau ketemu kamu dan berkenalan dengan kamu “ sambil menjulurkan tangannya
“ ooh kak, maaf. Aku ngga’ bisa jabat tangan kakak. Nama ku fathia kak, fathia salsabillah. Panggil aja fathia”
“ iya ga pa pa dek, maaf kurang sopan gini. Em, jadi nama kamu fathia, nama yang bagus”
“ terimakasih pujiannya, ada perlu yang lain ?” Tanya fathia lagi
“ oh ngga’ ngga’, Cuma mau kenal kamu aja ko’.” Balas ku
Perkenalan
dengan fathia adalah awal mula dari terbentuknya suatu perasaan baru
didalam diriku yang sebelumnya tak pernah ku rasakan.
Malam hari
“ Fathia Salsabillah, namanya indah , buat gua jadi inget dia terus setiap nyebut nama itu”
Melamun memikirkan fathia seraya melihat kearah jendela yang terbuka.
“ ya ampun. Daritadi yang gua inget Cuma fathia terus. Sampe gua lupa nutup jendela.” Ocehku sendirian
“
tapi perasaan apa ini ? baru kali ini gua ngerasa kaya gini. Apa
jangan-jangan gua suka sama dia ya ? ah ga mungkin” dengan sedikit
memaksakan hati
Sekolah
Hari demi hari pun
akhirnya berlalu beriringan dengan berakhirnya MOS yang mempertemukan
antara aku dan fathia. Namun, dari hari kedua hingga sekarang ia tak
pernah menampakkan lagi wajahnya yang anggun itu di sekolah ini.
“ Roby, lo liyat fathia ga akhir-akhir ini,?” tanyaku sambil garuk-garuk kepala
“ fathia mana? Banyak yang namanya fathia kali” sahut Roby
“ itu loh, anak baru itu, yang waktu MOS malah baca Al-qur’an itu”
“ oalah, gua kira fathia yang kelas XII.A2”
“ ya ya ya, sekarang jawab pertanyaan gua tadi dulu” pintaku dengan nada yang sedikit kesal
“
eeiiittsss, santai Bro, gua juga belum liyat dia dari waktu MOS hari
kedua itu sampe sekarang. Gatau deh kemana dia, pindah sekolah kali.”
“ ga mungkin ! “ dengan nada yang kesal dan langsung pergi meninggalkan Roby begitu saja
“ kenapa kali tu anak?” Roby pun dibuatnya bingung
Di ruang osis
“ hey Guys, lagi pada ngumpul ni, ngomongin apaan sih ?” seru Viny sambil menarik kursi dan langsung duduk
“ hello Vin, sini gabung “ ajak Farel
“ iya ni kan udah gabung kali. Mau gabung gimana lagi coba ??” balas Viny sambil memasang wajah lucunya
“ hahaha, dasar Farel. Ganteng-ganteng tapi…..” kalimat Anggi pun terhenti setelah tiba-tiba Roby datang dengan berteriak.
“ WOY SEMUA ! “ Roby berteriak dengan kencang sehingga mengagetkan semua temannya
“ Hei Rob, bisa santai dikit ga sih kalo ngomong ! ga usah bikin orang jadi kaget gitu” Viny memaki Roby yang baru saja datang
“ iya lo tu Rob, bikin gua sama Anggi hampir copot tau ga jantung nya” Farel membela Viny
“
hey , tenang dulu . gua sengaja teriak gara-gara ada yang mau gua
certain ma lo lo pada” tegas Roby sambil merangkul Viny dan Farel.
“ memang nya ada cerita apa ? penting tah ?” Tanya Anggi yang daritadi belum berkata apapun kepada Roby
“
oke oke, jadi gini. Tadi gua kan lagi jalan di lapangan, gua ketemu
sama Zidni terus dia nanyain ke gua tentang anak baru yang kemaren itu
ke gua”
“ anak baru yang mana, kan banyak anak baru disini” sahut Farel
“ makanya diem dulu, gua ni baru mulai.”
“ haha, sory-sory, keburu nepsong gua pengen tau cerita lo” Farel tertawa
“
anak baru yang kemaren itu tuh, em, siapa ya tadi namanya, kalo ga
salah farah, eh bukan fatimah, eh fathia dink. Haha , nah tadi kan dia
nanyain, gua jawab gua gatau dia dimana en kemana aja selama ini, terus
gua bilang kali aja dia pindah kesekolah laen, tapi dia malah marah
terus pergi gitu”
“ ooh, mungkin anak yang waktu itu dia tunggu di gerbang sekolah, iya aku inget sekarang” sahut Anggi menambah cerita dari Roby
“ jadi lo tau nggi sama anak itu ? “ Tanya Roby
“
iya aku tau, waktu itu aku sama Zidni lagi bercanda di gerbang sekolah,
tapi dia keliyatan lagi nunggu seseorang gitu, aku tanya dia nunggu
siapa. Ternyata lagi nunggu anak itu”
“ terus gimana lagi ?” tanya Viny penasaran
“ terus aku kasih tau ke dia kalo dia lagi ada di mushola, eh dia malah langsung pergi gitu aja ninggalin aku di gerbang”
“ wah, ada apa ya sama Zidni?”
Teman-teman
Zidni pun mulai curiga terhadap kelakuan Zidni terhadap Fathia. Dan
akhirnya mereka memutuskan untuk bertanya langsung pada Zidni.
Di kantin
“ hey Zidni” teman-temannya sesama anggota osis memanggilnya
“ iya , ada apa kamorang dateng rame-rame gini? Mau minta traktirin ya ?” kataku sambil membayar makanan yang kubeli
“ ah ngga’ ko’ , kita Cuma mau tanya aja sama kamu” jelas Anggi
“ ooh, mau tanya apa ? penting ni aga’nya?”
Mereka
pun bertanya tentang sikap Zidni yang akhir-akhir ini mencurigakan.
Satu persatu pertanyaan mereka lontarkan kepada nya. Hingga jelas semua
nya bahwa Zidni menyukai Fathia dan ingin mengenalnya lebih jauh lagi.
“ oh, jadi gitu ceritanya” sahut mereka semua kompak
“
iya begitulah, tapi gatau kemana dia akhir-akhir ini” dengan nada yang
lemas aku pun meninggalkan teman-temanku dan pergi dari kantin itu
Esok hari
Langit
yang cerah di warnai dengan sinar mentari yang kuning melekat membuka
hariku di pagi ini. Ku langkahkan kaki menuju gerbang sekolah dan
berharap ia pun akan masuk sekolah hari ini. Tengok ku kebelakang.
Tetapi ia tak ada juga. Hingga bel masuk pun berbunyi. Selama aku
dikelas yang kupikirkan hanya kemana Fathia pergi. Apakah benar ia sudah
pindah?. Begitulah aku yang merasa kehilangan sesosok orang yang baru
pertama kali kutemui. Hingga bel istirahat pun berbunyi.
“ hei Zidni, kamu ga ke kantin ? udah istirahat ni” ajak Anggi
“ oh iya nggi. Ayo ke kantin” balasku sambil beranjak dari kursi lamunanku
Tiba-tiba
saat sedang diperjalanan menuju kantin mataku tertuju pada sesosok
wanita yang juga cantik dan berperawakan anggun. Akupun mulai merasa
malu pada diriku sendiri yang menunggu seseorang yang tak lagi kutemui
dan akhirnya kutemukan penggantinya disini.
Hari demi hari
kulalui tanpa ku lihat bayang dari Fathia. Akhirnya aku pun memutuskan
untuk mendekati wanita cantik nan elok itu yang tak asing lagi namanya,
ia Siska. Dan semakin hari aku semakin dekat dengan nya. Hingga akhirnya
muncullah sosok yang selama ini kunantikan saat ku sedang bersama
siska. Alangkah terkejutnya aku saat itu.
“ Fathia ??” tanyaku
“ ini kamu kan? Kemana saja kamu? Aku sudah menunggu-nunggu kamu” seruku sambil memandangnya dengan tatapan rindu.
“ eh kakak, aku baru bisa masuk hari ini kak, ada urusan waktu itu” tetap dengan suara lembut dan wajah yang anggun nya
“ kenapa kamu ga’ kasih kabar apa-apa ke aku ?” tanyaku
“
hehe, aku kan ga’ punya nomor hape kakak, mau ngasih kabar gimana coba?
Oia, itu pacar kakak ya ? tanya fathia dengan lembut padaku
“ oh, bukan . itu Cuma temen deket kakak aja, kakak juga baru kenal”
“ cantik nya dia, andai saja kakak menjadi pasangannya, pasti cocok sekali”
“ ah ngga’ dek, dia bukan sapa-sapa ko’ , Cuma temen aja ga’ lebih” aku menghindari pertanyaan nya yang lebih mendalam
“ oia , mau ke kantin ga dek ?” ajak ku
“
oh, ngga’ kak. Aku mau ke kelas saja,” balasnya dengan tersenyum
kepadaku yang mana ini adalah senyuman pertama yang kulihat dari
wajahnya yang anggun itu.
Setelah beberapa lama tak
bertemu dan akhirnya bertemu secara mendadak, ini semua membuatku sadar
bahwa aku hampir saja khilaf. Aku hampir melupakan Fathia yang telah
membuatku hampir gila karenanya.
Hari demi hari mulai kulalui hampir selalu bersama Fathia. Sampai akhirnya aku bertanya.
“ em, fathia. Kamu sudah pernah pacaran ?” tanyaku malu-malu
“
belum kak, aku juga tidak tau bagaimana rasanya pacaran itu, tapi kelak
aku ingin ada yang menyayangiku dan hanya untukku.” terang fathia
sambil tersenyum untuk kedua kalinya.
Disaat ia berkata
itu, akupun merasa bisa menjadi pacar pertama bagi fathia.dan merasa
bahwa mungkin saja fathia akan menerimaku. Tapi berat bagiku karena ini
adalah yang pertama bagiku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk
melamarnya dengan sebuah cincin emas dari hasil tabunganku agar kelak
setelah lulus sekolah ini aku bisa menjadikannya sebagai istriku, tidak
lagi sebagai pacar saja. Namun, suatu ketika.
“ kemana fathia hari ini? Apa dia tidak masuk lagi?” keluhku
Aku
mencari nya kemanapun di sekolah bahkan bertanya kepada teman
sekelasnya tapi tidak ada yang tau. Dan lagi-lagi selama beberapa hari
aku tak bertemu dengannya.
Hingga akhirnya aku pun mencari alamat rumah nya dari buku siswa milik wali kelasnya dan kutemukan alamatnya.
Dirumah fathia
“assalamu’alaikum” salamku yang ingat bahwa fathia adalah anak yang sholehah
“ wa’alaikumsalam,” seorang ibu pun keluar dan bertanya
“ cari siapa ya dek? “
“ oh, aku mencari fathia bu,”
“ oh fathia, adek ini siapa ya ?”
“ aku Zidni bu, teman fathia”
“ ooh, jadi kamu yang namanya Zidni itu, ayo silahkan masuk” ajak Ibu itu
“ em, fathia nya dimana bu?” tanyaku
“ fathia ? fathia ada sedang tertidur. Kamu datang kesini ada perlu apa?” dengan memasang wajah murung
“ aku kesini mau ketemu fathia bu, akhir-akhir ini dia tidak masuk sekolah, ada apa ya bu dengannya ?” tanyaku penasaran
“ Zidni.. sebelumnya ibu ingin berterimakasih padamu.”
“terimakasih untuk apa bu?” tanyaku heran
“
kamu adalah seorang yang istimewa bagi fathia, dia selalu bercerita
tentang kamu yang setiap hari menghiburnya. Bahkan kamu bisa membuatnya
tersenyum lagi. Ia sangat bahagia, bahkan sangat bahagia karenamu.
Mungkin kamu adalah cinta pertamanya. Dan ia pernah bermimpi ingin
menjadi kekasihmu dan menikah bersamamu. Namun, itu semua adalah
keinginannya yang tertunda selamanya. Karena ia telah tiada lagi sejak
beberapa hari yang lalu. Ia telah meninggal dunia karena penyakit yang
dideritanya selama lebih dari 15 tahun ia hidup. Namun sebelum ia
meninggal. Ia masih dapat tersenyum, dan ia berpesan padaku untuk
menyampaikan sebuah pesan darinya.”
“ibu, tolong
katakan pada kak Zidniku tersayang, bahwa aku sangat bahagia bisa
mengenalnya.bisa berbicara sedikit kata dengannya. Aku sangat sayang dia
bu, aku ingin selamanya berdua dengannya, aku ingin ia menjadikanku
sebagai kekasihnya. Inilah keinginan terakhirku sebelum nyawaku habis.
Aku ingin dia tau bahwa sesungguhnya dialah nyawaku untuk bisa bertahan
hidup. Bahkan sewaktu aku tidak bisa sekolah karena sakit yang kuderita
ini, aku masih bisa menguatkan diriku untuk kembali kesekolah. Tidak
lain hanyalah untuk bertemu dengannya. Jika saja aku dapat sembuh dari
penyakitku ini. Aku ingin dia datang padaku saat ini. Untuk melamarku
dengan cincin di jari manisku ini. Tapi, TUHAN berkata lain, aku sudah
tak akan bisa melihatnya lagi. Dan akupun tak akan bisa menjadi
kekasihnya. Ibu terimakasih bila kau telah menyampaikan pesan ku ini
untuk kak Zidni. Karena dengan ini, aku pun akan tenang disana….”
Cincin
yang sudah ku bawa seakan tiada berguna lagi. Air mataku bercucuran
seakan tidak percaya orang yang selama ini aku sayangi dan ingin kulamar
telah tiada lagi didunia ini. Andai saja saat itu aku menyatakan
perasaanku padanya, mungkin aku akan bisa membuatnya lebih tenang
disana. CINTA pertamaku, telah hilang dimakan waktu.
Aku pun menyesali diriku yang tidak bisa memberikan apa yang ia inginkan sampai ia menutup usianya.
==cerita
ini hanyalah sebuah penggambaran mengenai kehidupan seseorang yang
mencintai. Cerita ini juga diangkat dari cerita nyata yang telah sedikit
disunting.
Mungkin kisah ini dapat menjadi pembelajaran
bagi kita. Bahwa membahagiakan orang lain tidaklah harus menunggu kita
untuk bahagia. Karena di saat kita dapat membahagiakan orang lain, maka
kita dapat merasakan kebahagiaan itu juga.
J FIN J
cerpen
pertama nih, sya buat karena tertarik melihat temen-temen yang pada
pinter mengarang cerita. jadi maaf kalo ceritanya kurang menarik or
bahasanya bikin bingung. maaf juga kalo ceritanya norak dan ga jelas dan
singkat lagi. tapi bagi yang mau baca dan ngasih masukan buat cerita
ini, saya berterimakasih. :)