Jumat, 10 Mei 2013

Sebelum Terlambat

Hari ini hari pertama dimulainya MOS bagi anak baru SMAN 21 Bandung. Para siswa pun datang dengan hati yang senang bercampur bingung karena belum kenal satu sama lainnya.

Ting teng.
Suara bel masuk pun berbunyi. Para siswa pun bergegas dan berkumpul dilapangan.

“baiklah para siswa semua, hari ini adalah hari pertama bagi kalian di SMA ini. Kalian semua akan menjalani MOS selama seminggu yang akan dipandu oleh kakak-kakak osis kalian” tegas Pak Saiful selaku kepala sekolah di SMA 21 bandung tersebut.

Para siswa pun lalu diperintahkan untuk berkumpul menjadi satu didalam sebuah ruang aula yang berada di lantai 3. Para anggota osis pun mulai melakukan tugas mereka sebagai panitia MOS.

“ baiklah adik-adik semua, hari ini adalah hari pertama kalian.” Sambut Feri selaku Ketua osis.

“kita akan memulainya dengan perkenalan dari kami” sahut feri.

Feri pun memperkenalkan satu persatu anggota osis kepada adik-adik peserta MOS. Mulai dari Viny yang senang sekali bergurau, Farel yang senang berpenampilan lucu , Roby yang memiliki face yang cukup membuat para wanita menjadi berbunga-bunga, Anggi yang memiliki perawakan cantik, dan tentunya aku (zidni) yang memiliki wajah yang tak kalah populer nya dengan Roby.

MOS.

Setelah perkenalan diri yang cukup memakan waktu. Akhirnya dimulai MOS dihari pertama tersebut. Para osis mulai membuat para siswa-siswi baru merasa habis-habisan dikerjai. Mulai dari menyanyi didepan umum sambil berjoget, meminta tanda tangan kesemua panitia MOS, sampai ada yang dijadikan King dan Queen.

“ kaya’nya kita sudah dapet ni King dan Queen kita.” Feri meledek

“ ayo, maju yang merasa namanya Mita Ariska dan Beni saputra.”  Mereka berdua pun kaget ketika nama mereka disebut.

“ah, ga mau  ! “ sahut Beni yang malu karena dipilih menjadi King.

“ maju geh…. Masa cowo tapi ga’ berani maju ??” Feri mengejek Beni

Suara sorak pun mulai terdengar dari para peserta MOS yang lainnya.

“ maju ! maju ! maju !”

“ tapi kalo gua maju, gua di kasih apa ??” Beni menantang

“ oke, kalo berani gua bakal nyanyi untuk semua yang ada disini, setuju ?” Feri menantang kembali dengan percaya diri

“ oke deh, gua maju.” Sambil melirik ke arah Mita yang daritadi sengaja diam untuk memalingkan dirinya.

“ hei kamu, ayo maju .” ajak Beni

“ eh , iya iya” dengan kaget dan sedikit gerogi Mita pun memberanikan diri untuk maju

“ mau ngapain ni kita berdua di depan sini ??, jangan lupa nyanyi , gua udah maju kedepan ni ” Timpal Beni sambil tersenyum sengit

“ ooh, tentu aja kamorang berdua harus berakting dulu di depan layaknya Sang Putri dan Pangeran, baru nanti gua nyanyi”

“ ah, gila…! Masa acting begitu. Kenal aja belum udah mau acting gitu” Beni tampak malu

“ looh, kan ini bonus buat King dan Queen, iya ga semua nya ??” Feri membuat suasana semakin meriah

“ ah, kak. Aku malu kak, aku ga pernah acting gitu sama cowo belum kenal gini.” Mita memujuk Feri agar tidak jadi acting.

“ kenapa ?? kan ini seru.” Sahut Feri

“ tapi kan ga penting kak. Udah ah kak. Saya mau duduk lagi saya malu” Mita berlari ketempat duduk nya dengan menundukkan kepalanya.

“ haduh, kaya’nya Mita lagi malu-malu kucing ni sama Beni” Feri menyindir Beni

“ eeiittss, jangan bikin gossip donk.” Timpal Beni

Karena Mita tidak mau menjadi Queen, akhirnya dipilih lagi seorang siswi yang dipilih untuk menggantikan Mita.

“ eh, kamu yang duduk di ujung sana ayo maju” sambil menunjuk kearah siswi yang cantik lagi anggun parasnya.

Namun siswi tersebut tidak mendengar panggilan untuknya. Karena ia sedang membaca Al-qur’an yang sudah hampir khatam dibacanya.

“ hei kamu, kamu dipanggil ketua osis tuh,.” Sahut teman yang berada disampingnya.

“ oh, iya. Maaf. Aku tidak dengar” seraya berhenti membaca Al-qur’an

“ haduh, maaf ya dek. Kakak gatau kalo kamu lagi baca Al-qur’an, yasudah lanjutkan lagi aja dek.” Jawab Feri kepada siswi berparas anggun itu.

Akhirnya dipilih lagi Queen yang lainnya yang dipilihkan oleh Roby dan Viny. Rini lah yang akhirnya dipilih oleh mereka dengan paras yang cukup cantik dengan rambutnya yang terurai. Sedangkan siswi yang tadi sempat menjadi pilihan Feri membuatku jadi penasaran. Dimana ketika yang lain sedang asik-asiknya melihat teman-teman mereka dikerjai, ia malah sempat-sempatnya membaca Al-qur’an.

14.15

Tak terasa waktu sudah memasuki jam pulang. Para siswa-siswi peserta MOS pun langsung bertebaran bagai semut dilapangan. Aku yang masih penasaran dengan siswi yang membaca Al-qur’an itu pun sempat menunggunya di dekat gerbang sekolah untuk mengenalnya lebih jauh.

“ mana sih anak tadi, ko’ ga lewat-lewat” gurauku dalam hati

Tiba-tiba tepukan tangan dipundak ku membuatku tersentak kaget.

“ heii.. Zidni, lagi ngapain kamu disini?” Tanya Anggi sambil tertawa melihatku yang sedang kaget karena tepukan Anggi yang datang tiba-tiba.

“ah kamu nggi. Gua kira hantu tadi. Ngagetin aja”

“hahaha, masa ia ada hantu cantik begini disiang bolong”

“ What??? Cantik ? narsis banget kamu tu nggi, hehe”

“ ia donk cantik, masa aku ganteng. Kan aneh? “ balas Anggi

“ haha, bisa aja kamu becanda gitu” timpalku yang bingung mau membalas apalagi

“ ya bisa donk…Anggi gitu loch.. eh, Btw ngapain disini , bukannya pulang malah diem depan gerbang kaya satpam aja, haha”

“ enak aja, tampang udah tampan begini dibilang satpam ! gua ni lagi nunggu seseorang disini, tapi tu anak ga lewat-lewat daritadi” balasku sambil clingak clinguk

“ ciiiyyyeeee,,. Lagi nunggu seseorang ni, siapa sih orang nya, jai penasaran. Zidni yang biasanya cuek sama orang sekarang malah nyariin seseorang :p “ sindir Anggi sambil tertawa  kecil.

“ ah kamu ni nggi, gua ni lagi nunggu anak cewe tadi yang dipilih Feri jadi Queen itu”

“ooh, Si Mita toh yang kamu tunggu, dia udah pulang daritadi kali .”

“ ah bukan dia, yang tadi itu loh yang lagi baca Al-qur’an. gua juga belum tau namanya siapa “ masih sambil clingak-clinguk

“ ooh, anak itu , tadi kaya’nya dia lagi ada di deket mushola, mungkin dia lagi sholat disana”

“ yang bener? Kalo gitu gua kesana dulu ya nggi. Makasih infonya” seraya pergi meninggalkan Anggi sambil berlari

“ iya sama-sama” balas Anggi sambil keheranan

14.30

Setelah berlari dengan cukup terburu-buru aku pun sampai di depan mushola untik menemui siswi yang berparas anggun itu. Dan tak lama aku sampai disana ia pun keluar dari mushola dan langsung melihat kearah ku yang masih terengah-engah menarik nafas.

“ maaf, kakak anggota panitia MOS tadi kan ?” Tanya siswi itu dengan lemah lembut

“ ada yang sedang kakak cari disini ? kakak sepertinya lelah sekali”

“ oh ngga’ dek, aku kesini mau ketemu kamu dan berkenalan dengan kamu “ sambil menjulurkan tangannya

“ ooh kak, maaf. Aku ngga’ bisa jabat tangan kakak. Nama ku fathia kak, fathia salsabillah. Panggil aja fathia”

“ iya ga pa pa dek, maaf kurang sopan gini. Em, jadi nama kamu fathia, nama yang bagus”

“ terimakasih pujiannya, ada perlu yang lain ?” Tanya fathia lagi

“ oh ngga’ ngga’, Cuma mau kenal kamu aja ko’.” Balas ku

Perkenalan dengan fathia adalah awal mula dari terbentuknya suatu perasaan baru didalam diriku yang sebelumnya tak pernah ku rasakan.

Malam hari

“ Fathia Salsabillah, namanya indah , buat gua jadi inget dia terus setiap nyebut nama itu”
Melamun memikirkan fathia seraya melihat kearah jendela yang terbuka.

“ ya ampun. Daritadi yang gua inget Cuma fathia terus. Sampe gua lupa nutup jendela.” Ocehku sendirian

“ tapi perasaan apa ini ? baru kali ini gua ngerasa kaya gini. Apa jangan-jangan gua suka sama dia ya ? ah ga mungkin” dengan sedikit memaksakan hati

Sekolah

Hari demi hari pun akhirnya berlalu beriringan dengan berakhirnya MOS yang mempertemukan antara aku dan fathia. Namun, dari hari kedua hingga sekarang ia tak pernah menampakkan lagi wajahnya yang anggun itu di sekolah ini.

“ Roby, lo liyat fathia ga akhir-akhir ini,?” tanyaku sambil garuk-garuk kepala

“ fathia mana? Banyak yang namanya fathia kali” sahut Roby

“ itu loh, anak baru itu, yang waktu MOS malah baca Al-qur’an itu”

“ oalah, gua kira fathia yang kelas XII.A2”

“ ya ya ya, sekarang jawab pertanyaan gua tadi dulu” pintaku dengan nada yang sedikit kesal

“ eeiiittsss, santai Bro, gua juga belum liyat dia dari waktu MOS hari kedua itu sampe sekarang. Gatau deh kemana dia, pindah sekolah kali.”

“ ga mungkin ! “ dengan nada yang kesal dan langsung pergi meninggalkan Roby begitu saja

“ kenapa kali tu anak?” Roby pun dibuatnya bingung

Di ruang osis

“ hey Guys, lagi pada ngumpul ni, ngomongin apaan sih ?” seru Viny sambil menarik kursi dan langsung duduk

“ hello Vin, sini gabung “ ajak Farel

“ iya ni kan udah gabung kali. Mau gabung gimana lagi coba ??” balas Viny sambil memasang wajah lucunya

“ hahaha, dasar Farel. Ganteng-ganteng tapi…..” kalimat Anggi pun terhenti setelah tiba-tiba Roby datang dengan berteriak.

“ WOY SEMUA ! “ Roby berteriak dengan kencang sehingga mengagetkan semua temannya

“ Hei Rob, bisa santai dikit ga sih kalo ngomong ! ga usah bikin orang jadi kaget gitu” Viny memaki Roby yang baru saja datang

“ iya lo tu Rob, bikin gua sama Anggi hampir copot tau ga jantung nya” Farel membela Viny

“ hey , tenang dulu . gua sengaja teriak gara-gara ada yang mau gua certain ma lo lo pada” tegas Roby sambil merangkul Viny dan Farel.

“ memang nya ada cerita apa ? penting tah ?” Tanya Anggi yang daritadi belum berkata apapun kepada Roby

“ oke oke, jadi gini. Tadi gua kan lagi jalan di lapangan, gua ketemu sama Zidni terus dia nanyain ke gua tentang anak baru yang kemaren itu ke gua”

“ anak baru yang mana, kan banyak anak baru disini” sahut Farel

“ makanya diem dulu, gua ni baru mulai.”

“ haha, sory-sory, keburu nepsong gua pengen tau cerita lo” Farel tertawa

“ anak baru yang kemaren itu tuh, em, siapa ya tadi namanya, kalo ga salah farah, eh bukan fatimah, eh fathia dink. Haha , nah tadi kan dia nanyain, gua jawab gua gatau dia dimana en kemana aja selama ini, terus gua bilang kali aja dia pindah kesekolah laen, tapi dia malah marah terus pergi gitu”

“ ooh, mungkin anak yang waktu itu dia tunggu di gerbang sekolah, iya aku inget sekarang” sahut Anggi menambah cerita dari Roby

“ jadi lo tau nggi sama anak itu ? “ Tanya Roby

“ iya aku tau, waktu itu aku sama Zidni lagi bercanda di gerbang sekolah, tapi dia keliyatan lagi nunggu seseorang gitu, aku tanya dia nunggu siapa. Ternyata lagi nunggu anak itu”

“ terus gimana lagi ?” tanya Viny penasaran

“ terus aku kasih tau ke dia kalo dia lagi ada di mushola, eh dia malah langsung pergi gitu aja ninggalin aku di gerbang”

“ wah, ada apa ya sama Zidni?”

Teman-teman Zidni pun mulai curiga terhadap kelakuan Zidni terhadap Fathia. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk bertanya langsung pada Zidni.

Di kantin

“ hey Zidni” teman-temannya sesama anggota osis memanggilnya

“ iya , ada apa kamorang dateng rame-rame gini? Mau minta traktirin ya ?” kataku sambil membayar makanan yang kubeli

“ ah ngga’ ko’ , kita Cuma mau tanya aja sama kamu” jelas Anggi

“ ooh, mau tanya apa ? penting ni aga’nya?”

Mereka pun bertanya tentang sikap Zidni yang akhir-akhir ini mencurigakan. Satu persatu pertanyaan mereka lontarkan kepada nya. Hingga jelas semua nya bahwa Zidni menyukai Fathia dan ingin mengenalnya lebih jauh lagi.

“ oh, jadi gitu ceritanya” sahut mereka semua kompak

“ iya begitulah, tapi gatau kemana dia akhir-akhir ini” dengan nada yang lemas aku pun meninggalkan teman-temanku dan pergi dari kantin itu


Esok hari

Langit yang cerah di warnai dengan sinar mentari yang kuning melekat membuka hariku di pagi ini. Ku langkahkan kaki menuju gerbang sekolah dan berharap ia pun akan masuk sekolah hari ini. Tengok ku kebelakang. Tetapi ia tak ada juga. Hingga bel masuk pun berbunyi. Selama aku dikelas yang kupikirkan hanya kemana Fathia pergi. Apakah benar ia sudah pindah?. Begitulah aku yang merasa kehilangan sesosok orang yang baru pertama kali kutemui. Hingga bel istirahat pun berbunyi.

“ hei Zidni, kamu ga ke kantin ? udah istirahat ni” ajak Anggi

“ oh iya nggi. Ayo ke kantin” balasku sambil beranjak dari kursi lamunanku

Tiba-tiba saat sedang diperjalanan menuju kantin mataku tertuju pada sesosok wanita yang juga cantik dan berperawakan anggun. Akupun mulai merasa malu pada diriku sendiri yang menunggu seseorang yang tak lagi kutemui dan akhirnya kutemukan penggantinya disini.

Hari demi hari kulalui tanpa ku lihat bayang dari Fathia. Akhirnya aku pun memutuskan untuk mendekati wanita cantik nan elok itu yang tak asing lagi namanya, ia Siska. Dan semakin hari aku semakin dekat dengan nya. Hingga akhirnya muncullah sosok yang selama ini kunantikan saat ku sedang bersama siska. Alangkah terkejutnya aku saat itu.

“ Fathia ??” tanyaku

“ ini kamu kan? Kemana saja kamu? Aku sudah menunggu-nunggu kamu” seruku sambil memandangnya dengan tatapan rindu.

“ eh kakak, aku baru bisa masuk hari ini kak, ada urusan waktu itu” tetap dengan suara lembut dan wajah yang anggun nya

“ kenapa kamu ga’ kasih kabar apa-apa ke aku ?” tanyaku

“ hehe, aku kan ga’ punya nomor hape kakak, mau ngasih kabar gimana coba? Oia, itu pacar kakak ya ? tanya fathia dengan lembut padaku

“ oh, bukan . itu Cuma temen deket kakak aja, kakak juga baru kenal”

“ cantik nya dia, andai saja kakak menjadi pasangannya, pasti cocok sekali”

“ ah ngga’ dek, dia bukan sapa-sapa ko’ , Cuma temen aja ga’ lebih” aku menghindari pertanyaan nya yang lebih mendalam

“ oia , mau ke kantin ga dek ?” ajak ku

“ oh, ngga’ kak. Aku mau ke kelas saja,” balasnya dengan tersenyum kepadaku yang mana ini adalah senyuman pertama yang kulihat dari wajahnya yang anggun itu.

Setelah beberapa lama tak bertemu dan akhirnya bertemu secara mendadak, ini semua membuatku sadar bahwa aku hampir saja khilaf. Aku hampir melupakan Fathia yang telah membuatku hampir gila karenanya.


Hari demi hari mulai kulalui hampir selalu bersama Fathia. Sampai akhirnya aku bertanya.

“ em, fathia. Kamu sudah pernah pacaran ?” tanyaku malu-malu

“ belum kak, aku juga tidak tau bagaimana rasanya pacaran itu, tapi kelak aku ingin ada yang menyayangiku dan hanya untukku.” terang fathia sambil tersenyum untuk kedua kalinya.

Disaat ia berkata itu, akupun merasa bisa menjadi pacar pertama bagi fathia.dan  merasa bahwa mungkin saja fathia akan menerimaku. Tapi berat bagiku karena ini adalah yang pertama bagiku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk melamarnya dengan sebuah cincin emas dari hasil tabunganku agar kelak setelah lulus sekolah ini aku bisa menjadikannya sebagai istriku, tidak lagi sebagai pacar saja. Namun, suatu ketika.

“ kemana fathia hari ini? Apa dia tidak masuk lagi?” keluhku

Aku mencari nya kemanapun di sekolah bahkan bertanya kepada teman sekelasnya tapi tidak ada yang tau. Dan lagi-lagi selama beberapa hari aku tak bertemu dengannya.
Hingga akhirnya aku pun mencari alamat rumah nya dari buku siswa milik wali kelasnya dan kutemukan alamatnya.


Dirumah fathia

“assalamu’alaikum” salamku yang ingat bahwa fathia adalah anak yang sholehah

“ wa’alaikumsalam,” seorang ibu pun keluar dan bertanya

“ cari siapa ya dek? “

“ oh, aku mencari fathia bu,”

“ oh fathia, adek ini siapa ya ?”

“ aku Zidni bu, teman fathia”

“ ooh, jadi kamu yang namanya Zidni itu, ayo silahkan masuk” ajak Ibu itu

“ em, fathia nya dimana bu?” tanyaku

“ fathia ? fathia ada sedang tertidur. Kamu datang kesini ada perlu apa?” dengan memasang wajah murung

“ aku kesini mau ketemu fathia bu, akhir-akhir ini dia tidak masuk sekolah, ada apa ya bu dengannya ?” tanyaku penasaran

“ Zidni.. sebelumnya ibu ingin berterimakasih padamu.”

“terimakasih untuk apa bu?” tanyaku heran

“ kamu adalah seorang yang istimewa bagi fathia, dia selalu bercerita tentang kamu yang setiap hari menghiburnya. Bahkan kamu bisa membuatnya tersenyum lagi. Ia sangat bahagia, bahkan sangat bahagia karenamu. Mungkin kamu adalah cinta pertamanya. Dan ia pernah bermimpi ingin menjadi kekasihmu dan menikah bersamamu. Namun, itu semua adalah keinginannya yang tertunda selamanya. Karena ia telah tiada lagi sejak beberapa hari yang lalu. Ia telah meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya selama lebih dari 15 tahun ia hidup. Namun sebelum ia meninggal. Ia masih dapat tersenyum, dan ia berpesan padaku untuk menyampaikan sebuah pesan darinya.”

“ibu, tolong katakan pada kak Zidniku tersayang, bahwa aku sangat bahagia bisa mengenalnya.bisa berbicara sedikit kata dengannya. Aku sangat sayang dia bu, aku ingin selamanya berdua dengannya, aku ingin ia menjadikanku sebagai kekasihnya. Inilah keinginan terakhirku sebelum nyawaku habis. Aku ingin dia tau bahwa sesungguhnya dialah nyawaku untuk bisa bertahan hidup. Bahkan sewaktu aku tidak bisa sekolah karena sakit yang kuderita ini, aku masih bisa menguatkan diriku untuk kembali kesekolah. Tidak lain hanyalah untuk bertemu dengannya. Jika saja aku dapat sembuh dari penyakitku ini. Aku ingin dia datang padaku saat ini. Untuk melamarku dengan cincin di jari manisku ini. Tapi, TUHAN berkata lain, aku sudah tak akan bisa melihatnya lagi. Dan akupun tak akan bisa menjadi kekasihnya. Ibu terimakasih bila kau telah menyampaikan pesan ku ini untuk kak Zidni. Karena dengan ini, aku pun akan tenang disana….”

Cincin yang sudah ku bawa seakan tiada berguna lagi. Air mataku bercucuran seakan tidak percaya orang yang selama ini aku sayangi dan ingin kulamar telah tiada lagi didunia ini. Andai saja saat itu aku menyatakan perasaanku padanya, mungkin aku akan bisa membuatnya lebih tenang disana. CINTA pertamaku, telah hilang dimakan waktu.
Aku pun menyesali diriku yang tidak bisa memberikan apa yang ia inginkan sampai ia menutup usianya.


==cerita ini hanyalah sebuah penggambaran mengenai kehidupan seseorang yang mencintai. Cerita ini juga diangkat dari cerita nyata yang telah sedikit disunting.

Mungkin kisah ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita. Bahwa membahagiakan orang lain tidaklah harus menunggu kita untuk bahagia. Karena di saat kita dapat membahagiakan orang lain, maka kita dapat merasakan kebahagiaan itu juga.

J FIN J


cerpen pertama nih, sya buat karena tertarik melihat temen-temen yang pada pinter mengarang cerita. jadi maaf kalo ceritanya kurang menarik or bahasanya bikin bingung. maaf juga kalo ceritanya norak dan ga jelas dan singkat lagi. tapi bagi yang mau baca dan ngasih masukan buat cerita ini, saya berterimakasih. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar